Apero Fublic (AF)

Apero Fublic nama usaha PT. Media Apero Fublic bidang Jurnalistik.

PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic adalah perusahaan swasta yang bergerak pada bidang Publikasi dan Informasi.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang humaniora.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas meneruskan tradisi tulis asli Sumatera Selatan.

Apero Popularity

Apero Popularity adalah produk layanan jasa pembuatan iklan dalam berbagai dimensi.

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin af

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru asli dari penulis.

Jumat, 26 Februari 2021

Menjadi Manusia: Sopan Santun Pada Burung

Buletin Apero Fublic.- Burung adalah salah satu jenis hewan yang masih cukup beragam di muka bumi ini. Namun, sudah banyak juga dari jenis-jenis burung yang punah, terancam punah, dan menuju kepunahan. Bangsa unggas terdapat berbagai jenis beragam corak. Keindahan burung-burung suka mempesona dan menarik manusia untuk mengganggu.

Kelompok unggas yang cukup besar dengan daging yang sedap, membuat perburuan pada jenis lebih intensip dan berkelanjutan. Hal demikian salh satu bentuk jalan kepunahan pada jenis-jenis tersebut. Kepunahan akibat keserakahan perut, biasanya membuat jenis tersebut lebih cepat punah.

Kemudian jenis burung dengan keunikan juga bagian dari jalan kepunahan pada jenisnya. Baik itu, jenis keindahan bulu dan kemerduan suara. Keindahan bulu dapat kita contohkan pada burung merak, yang sudah diburu sejak zaman purba. Keindahan suara juga menjadi jalan kepunahan pada jenis unggas, kita contohkan pada jenis burung beo atau burung murai batu.

Di Indonesia antara tahun 1990-an kebawah jenis burung murai batu sangat mudah ditemui di hutan-hutan Indonesia. Saat berjalan-jalan di hutan belukar kita akan menemukan atau mendengar suara burung jenis murai batu. Namun, diatas tahun 1990-an ketika nilai jual burung meningkat membuat jenis burung murai terutama murai batu menjadi langkah dan menuju kepunahan.

Burung-burung dijadikan objek permainan dan perburuan tanpa mengenal batas. Sering kita melihat anak-anak atau orang dewasa menembak burung-burung dengan ketapel atau senapan angin atau air soft gun. Burung seakan menjadi kelompok musuh yang harus di serang dan dihabisi tanpa belas ampun. Menembak burung-burung seakan menjadi kesenangan yang begitu tiada taranya. Entah apa yang didapat saat mengganggu kehidupan burung.

Dalam pembahasan Menjadi Manusia kali ini, kita mempelajari sopan santun pada burung-burung atau bangsa unggas. Sering kita lupa kalau burung adalah mahluk Tuhan yang sama seperti kita. Burung-burung tidak punya salah pada kita, mereka hidup dengan dunia sendiri. Makan dari rezeki Tuhan tanpa mengganggu kehidupan kita sebagai manusia sedikit pun. Mari kita sadar, dan mempelajari dan mengajarkan bagaimana sopan santun pada bangsa burung atau unggas.

1.Apabilah sedang berjalan-jalan di hutan, di sisi desa atau dimana pun. Lalu kita menemukan sarang burung, baik sarang yang baru dibuat atau sarang yang masih ditempati burung tersebut. Jangan mengganggu sarang burung tersebut, apalagi merusaknya. Sarang burung sama halnya dengan rumah bagi kita. Alangkah sedihnya kalau rumah kita dihancurkan atau diganggu orang.

Sedangkan telur dan anak burung adalah keluarga mereka. Bagaimana seandainya anak atau keluarga kita di ambil atau diganggu orang. Tentu hal demikian sangat menyakitkan. Apabilah menemukan sarang burung dan terdapat telur burung di dalamnya. Jangan menyentuh telur tersebut, cukup dilihat dari jauh. Sebab, apabilah telur tersentuh tentu meninggalkan jejak atau bekas manusia. Bauh asing manusia akan memancing pemangsa datang atau induk burung akan meninggalkan telurnya.

2.Jangan suka berburu burung dengan berlebihan atau lebih baik tidak perlu berburu burung. Sebab kita masih memiliki banyak makanan. Apakah begitu miskin kita sehingga harus membantai burung-burung hanya untuk mengisi perut kita. Kita biarkan saja mereka hidup tenang dan tidak perlu menggangu. Tidak perlu menangkap burung untuk dipelihara atau mengambil anak burung untuk dirawat. Sebab, sebaiknya pemelihara burung adalah alam itu sendiri.

Namun dari semua itu, yang paling menghancurkan dan paling memusnakan adalah kehancuran habitat dan ekosistem hutan. Musnahnya tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan buah dan bunga-bunga dialam. Ekosistem hutam dihancurkan oleh praktik perkebunan tanpa batas dan tanpa jeda. Dimana hutan-hutan diganti dengan satu pokok tanaman saja, misalnya karet atau sawit.

Tumbuhan penghasil buah habis dan punah. Tempat berlindung dan lingkungan alam hutan burung rusak. Dari sistem perkebunan industri dan perkebunan rakyat individu telah menerapkan perkebunan satu jenis dan menggunakan pestisida dalam membasmi tumbuhan alam. Sehingga dalam perkebunan benar-benar hanya terdapat satu jenis tumbuhan.

Kalau demikian dimanakah para unggas pergi dan tinggal lagi. Kalau mereka masih hidup, dimana cadangan makanan mereka lagi. Bukan hanya itu, sebab tidak ada lagi pepohonan membuat burung-burung tidur ditempat terbuka. Senapan angin dan pemangsa dengan leluasa menerkam mereka. Sering masyarakat datang berbondong-bondong membawa senapan angin lalu memburu burung tidur diperkebunan industri.

Kalau demikian, bagaimana kehidupan bangsa unggas kedepannya. Mereka benar-benar terusir dan terzalimi oleh manusia. Sedangkan bangsa burung adalah kaum-kaum sebagaimana manusia. Tapi, seandainya manusia mau berpikir dan menjadi manusia. Tentu dapat berbuat banyak untuk para unggas. Walau membangun perkebunan dengan skalah luas atau dengan sistem perkebunan basmi.

Seharusnya, setiap sepuluh hektar lahan perkebunan. Maka sisakan satu hektar lahan hutan yang dibiarkan tetap tumbuh dan alami. Pada lahan satu hektar itu, hewan-hewan dan burung akan tinggal dan membangun sarang mereka. Begitu seterusnya, setiap sepuluh hektar sisakan satu hektar. Pada lahan tersebut dapat ditanami pohon berbuah dan berbunga untuk kelanjutan kehidupan hewan-hewan. Mulai dari reptil, unggas, serangga, primata dan tetubuhan liar.

Mari kita menjadi manusia. Berbuat baik pada burung, alam dan lingkungan juga bernilai ibadah dan mendapat pahalah di sisi Allah. Seorang yang berjuang menyelamatkan lingkungan hidup juga termasuk dalam jihad fisabilillah.

Oleh. Tim Buletin Apero Fublic
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Februari 2021.

Sy. Apero Fublic

TIDAK LOGIS: Dominasi Pemikiran Masyarakat Indonesia

Buletin Apero Fublic.- Kita sangat menyadari bagaimana besarnya pemikiran yang tidak logis pada masyarakat kita. Budaya hikayat dan cerita lisan yang diliputi keajaiban telah benar-benar mendarah daging di dalam jiwa masyarakat kita. Pola pikir yang demikian sangat merugikan kehidupan sosial masyarakat kita, sehingga kehidupan masyarakat kita sulit naik atau meningkat.

1.Pemikiran Tidak Logis
Segalah usaha dikembalikan pada tua atau sejenis faham dimana keberuntungan hidup seseorang bukan dari usaha-usaha nyata, proses dan perjuangan, atau dari pembelajaran yang berkelanjutan dalam usahanya. Tapi keberhasilan terjadi sebab adanya tua atau keberuntungan.

Misalnya dalam membangun sebuah perusahaan, mereka berpikir setelah berdiri akan langsung memakai dasi dan menjadi kaya. Tanpa berpikir bagaimana proses pengembangan usaha dan pokok-pokok yang harus dikembangkan secara berkelanjutan.

2.Sebab Jin atau Makhluk Halus
Sebab jin atau makhluk halus pada musibah yang menimpa manusia juga termasuk dalam pemikiran yang tidak logis. Orang-orang yang mengembalikan hal-hal tersebut pada sebab jin atau mahkluk halus adalah kelompok manusia yang tidak dapat mencerna kehidupan nyata lebih baik. Mereka kekurangan ilmu pengetahuan dan ilmu agama Islam. Ada juga sebagian kecil karena sebab obsesi dan usaha-usaha yang mereka duga dan karang-karang saja.

Sebab jin atau atau makhluk halus ini bergerak ke arah perdukunan, tahayul, ramalan, jampi dan usaha-usaha kesembuhan dengan mengharap kekuatan yang diberikan makhluk halus. Di negara kita, pemikiran tidak logis ini sangat kuat sekali. Walau berpendidikan cukup, beragama Islam dan menjadi tokoh masyarakat.

Tapi tetap percaya dengan hal-hal tidak logis. Misalnya calon kepala desa, calon DPRD atau lainnya. Masih percaya dengan kekuatan dukun dan anti-anti (semacam jimat) untuk mendapatkan kemenangan atau suara saat pemilihan.

3.Tahayul
Percaya dengan adanya makhluk seperti jin, malaikat, hari kiamat, adanya alam ghaib adalah termasuk keimanan dalam Islam. Tidak percaya pada hal tersebut berarti tidak beriman seorang muslim dalam Islam. Namun, apa perbedaan antara tahayul dan mempercayai adanya alam gaib, adanya jin dan malaikat.

Beriman pada alam ghaib, percaya adanya jin dan malaikat, dimana manusia meyakini adanya hal tersebut dengan benar. Mempercayai ada dan tidak berpikir sesuai kemampuan akal manusia. Karena manusia hanya diberi sedikit pengetahuan oleh Allah. Yaitu, sebatas mengenal dan mengetahui adanya alam ghaib.

Sedangkan tahayul adalah hal-hal tentang alam gahib dan makhluk halus yang disangkakan dan diperkirakan oleh manusia. Misalnya manusia berkata kalau di sebuah pohon besar ada hantu wanita yang berambut panjang dan bertaring panjang. Hal demikianlah yang disebut dengan tahayul atau perkiraan dan karangan manusia.

Begitu juga pada tempat keramat, percaya kubur keramat, penunggu-penunggu dan benda-benda semisal jimat yang dianggap dapat mengusir setan dan sebaginya. Atau yang sering dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan anti atau syarat agar tidak atau penangkal. Contoh: meletakkan sesuatu di bawah tempat tidur wanita hamil agar tidak sulit melahirkan nantinya. Banyak hal-hal lagi yang sering diperbuat oleh masyarakat, terutama dari kalangan tua.

4.Akal-Akalan Dalam Tahayul
Ada individu atau kelompok yang berusaha mengakali sesama agar mempercayai adanya hal-hal ajaib atau kekuatan supranatural. Akal-akal dapat kita jumpai pada sulap atau debus. Pada debus dan sulap ada rahasia yang disembunyikan sehingga seolah-olah terjadi keajaiban dan adanya kekuatan supranatural yang sebenarnya. Ada trik yang dimainkan dalam menipu penonton. Namun apabila Anda menonton hendaklah sebatas hiburan saja. Jangan mempercayai dengan adanya hal-hal gaib atau kekuatan supranatural pesulap.

Kemudian orang-orang yang meminta dianggap mampu berbuat sesuatu yang ajaib atau merasa dapat berbuat dengan kekuatan supranatural. Biasanya pada bidang pengobatan, seperti pengobatan orang yang gila karena kerasukan setan. Atau dia mengaku dapat mengobati manusia dengan kekuatan-kekuatan supranaturalnya. Kadang orang seperti ini menjadi dukun atau sekedar meminta dibilang memiliki kekuatan.

Hal demikian dapat disimpulkan sebagai bisnis kebodohan masyarakat itu sendiri. Hal demikian berkembang sebab ladang untuk berkembang subur di tengah masyarakat Indonesia. Para pemikir sosial Indonesia seharusnya dapat membaca hal ini. Kemudian menyusun suatu kurikulum pendidikan untuk meluruskan pola pikir masyarakat yang tidak lurus ini.

Kesimpulan
Orang-orang yang masuk dalam kriteria tersebut adalah kelompok manusia yang sangat lemah. Lemah pada bidang mental, tidak memiliki pengetahuan, lemah imannya, tidak memiliki keyakinan dan keteguhan pada Allah SWT. Kelompok tersebut pada zaman sekarang masih mendominasi pemikiran masyarakat Indonesia walau mayoritas beragama Islam. Pendidikan Indonesia tidak mampu menghapus pemikiran tidak logis yang membuat jiwa masyarakat lemah dan rapu.

Masyarakat dimana pemikiran mereka yang dibungkus dengan hal-hal tidak logis sangat merusak mental sosial masyarakat. Tidak heran apabila sinetron-sinetron tahayul begitu laku dan dipercaya oleh masyarakat. Warisan cerita lisan dan hikayat yang bersifat mitologis dan serba praktis dalam keajaiban terus menjadi urat nadi pola pikir masyarakat. Sehingga berpikir secara logis dan terstruktur tidak dimengerti masyarakat.

Untuk masyarakat Islam untuk melawan pemikiran tidak logis ini dapat dengan mengetengahkan pendidikan Islam. Dari sumber Al-Quran dan Hadis-hadis Rasulullah SAW. Sehingga masyarakat Islam perlahan akan terbebas dari pemikiran tidak logis dan tahayul. Ada banyak ayat Al-Quran dan hadis yang mengajarkan agar tidak percaya dengan hal-hal tidak logis.

Selain itu, pengajaran cara berpikir logis juga dapat melalui penjelasan-penjelasan ilmiah. Misalnya menjelaskan kalau tidak ada hubungan apa pun antara benda mati dan benda hidup. Berikan banyak pertanyaan dan logika-logika untuk mengajarkan bagaimana berpikir logis. Apa yang menjadi sebab dan akibat dari sesuatu dengan alam kenyataan tanpa adanya pengaruh alam ghaib. Dengan mengajarkan rahasia sulap juga dapat membuka akal dan pemikiran logis masyarakat.

Apabila tidak ada penjelasan ilmiah, bantahan-bantahan sesuai akal pikiran masyarakat. Penjelasan Al-Quran dan hadis tidak dapat menyentuh akar permasalahan serta tidak dapat menjawab pemikiran masyarakat yang tidak logis. Memaksa mereka hanya mempercayai tidak cukup dan tidak dapat mencerahkan.

Oleh. Tim Buletin Apero Fublic
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 26 Februari 2021.

Sy. Apero Fublic

Selasa, 16 Februari 2021

Sedekah Uban-Uban: Tradisi dan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Melayu

Buletin Apero Fublic.- Sebuah tradisi yang bercampur dalam sistem kepercayaan masyarakat kuno, dimana segala sesuatu memiliki hubungan dengan alam lain (ghaib). Manusia hidup berdampingan dengan mahluk yang tidak kasat mata. Mahkluk-mahkluk tersebut menjadi penyebab-penyebab yang terjadi pada manusia, seperti sakit, sial dan sesuatu hal yang tidak sesuai harapan.

Masyarakat Melayu mengistilahkan ritual yang menjadi penghubung antara alam gaib dan alam nyata dengan, sedekah. Sedekah ini, selalu dilengkapi dengan doa, persembahan atau hidangan, mantra disertai membakar kemenyan. Kata sedekah adalah kosa kata yang masuk saat Islam menyebar pada masyarakat Melayu (sodaqoh). Kosa kata bahasa asli Melayu tentang sedekah ini (ritual) diistilahkan dengan, Nyambat.

Begitu juga dengan istilah sedekah uban-uban. Hal-hal demikian juga terdapat dalam sedekah uban-uban yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Melayu di Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin. Sedekah uban-uban khusus untuk kaum wanita, terdiri dari ibu-ibu, gadis dan anak-anak (laki-laki dan perempuan).

Tradisi sedekah uban-Uuan dilaksanakan setelah beberapa hari ibu melahirkan. Jangka waktu pelaksanaan sedekah uban-uban kurang dari satu minggu atau lebih. Tapi tidak boleh terlalu lama lewat sepuluh hari dari kelahiran bayi. Yang biasa dilaksanakan sedekah uban-uban, yaitu dua atau tiga hari setelah melahirkan.

Nama uban-uban diambil dari hidangan wajib dalam ritual sedekah. Yaitu, nasi ketan dan ketan hitam atau padi arang. Ketan dan Ketan hitam atau padi arang dimasak menjadi nasi. Nasi ketan warna putih, nasi ketan hitam yang berwarna hitam. Hitam dan putih melambangkan warna rambut yang sudah beruban. Selain itu, ada nasih ketan hitam atau nasi padi arang yang diwadahi terpisah, pada wadah yang kecil seperti piring.

Setelah nasi ketan hitam diwadahi piring, lalu ditaburi dengan kelapa parut. Lalu ditutup dengan daun pisang. Nasi ketan hitam yang ditaburi dengan kelapa parut juga simbol dari rambut uban. Kalau rambut sudah beruban tentu manusia sudah tua. Sudah pantas menjadi seorang ibu dan bapak. Maka muncul istilah ibu-bape dalam tradisi sedekah uban-uban. Ibu berarti ibu dan bape berarti bapak. Kata ulangan “uban-uban” memberi tahu kalau bukan uban yang sebenarnya atau uban tiruan.

Sedekah uban-uban yang dilaksanakan oleh masyarakat beralasan agar “ibu-bape” dari anak yang dilahirkan tidak lagi mengganggu anak yang sudah dilahirkan. Karena gangguan ibu-bape akan menyebabkan bayi suka menangis atau sakit. Dengan harapan, setelah dilaksanakan sedekah uban-uban ibu-bape tidak lagi mengganggu bayi tersebut. Sehingga bayi akan menjadi tenang, tidak suka menangis dan sehat selalu.

Ibu-bape adalah istilah penyebutan untuk sepasang mahluk halus sebangsa jin atau malaikat dalam pemikiran masyarakat dulu. Masyarakat pendukung kebudayaan percaya kalau setiap bayi, mulai dari dalam kandungan sampai lahir dijaga oleh ibu-bape, tersebut. Setiap anak-anak menurut kepercayaan masyarakat memiliki ibu-bape masing-masing. Ibu-bape akan dipisahkan dari si bayi dan berharap melepaskan anak tersebut dengan baik-baik.

Kepercayaan ini kemungkinan pemaduan antara kepercayaan asli masyarakat Melayu purba dan dengan keimanan Islam sekarang. Dimana dalam Islam setiap manusia memiliki malaikat penjaga. Begitu juga saat melahirkan ibu-bape juga berperan membantu persalinan si ibu. Tentu saja ibu-bape tidak terlihat oleh manusia dan orang-orang yang membantu kelahiran bayi.

Muncul juga pemahaman masyarakat dahulu, bahwa saat sedang mengandung ibu disarankan tidak banyak berbuat aneh-aneh. Banyak pantangan dalam bertingkah laku dalam kesehariannya. Seperti tidak boleh membunuh hewan apa pun. Tidak boleh duduk di pertengahan pintu. Tidak makan sesuatu berwadah tutup perabotan, misalnya tutup panci. Hal-hal demikian akan menyebabkan kemarahan ibu-bape yang berdampak susa melahirkan atau musibah lain.

Sedekah uban-uban adalah wujud persembahan pada ibu-bape yang telah membantu menjaga ibu hamil, janin atau bayi dalam kandungan serta membantu proses persalinan ibu yang melahirkan. Selain itu, harapan ibu-bape pergi dan tidak mengganggu bayi tersebut.

Tanda bayi diganggu oleh ibu-bapeNya, bayi tersebut suka menangis dan sakit-sakitan. Biasanya, apa bilah bayi suka menangis dan sakit-sakitan, sementara sedekah uban-uban sudah dilaksanakan. Maka keluarga tersebut akan melaksanakan sedekah lanjutan yaitu, sedekah bobo belantan (bubur belantan). Belantan berarti bubur yang tidak ada rasanya.

Proses Sedekah Uban-Uban
Pertama, Sedekah uban-uban dimulai dengan persiapan. Memasak ketan dan ketan hitam, kemudian mempersiapkan makanan pendamping. Makanan pendamping berupa makanan ringan, seperti kerupuk, gorengan, umbi-umbian, kue, buah-buahan dan lainnya. Sesuai kemampuan dan selera tuan rumah.

Kedua, mempersiapkan hidangan sedekah. Wadah nasi ketan dan wadah nasi ketan hitam diletakkan berdampingan diikuti dua wadah kelapa parut. Satu wadah dengan rasa asin dan manis gulah merah. Satu wadah khusus berupa ketan hitam yang diwadahi piring dibuat padat dan membentuk membukit. Ditaburi dengan parutan kelapa pada bagian atas nasi padi arang (ketan hitam). Lalu ditutup dengan daun pisang. Inilah yang disebut hidangan sedekah uban-uban.

Wadah hidangan sedekah uban-uban disandingkan dengan wadah pembakar kemenyan. Setelah itu, orang tua yang mengerti akan duduk di dekat wadah bara api pembakar kemenyan. Sebelumnya, Tuan rumah sudah meminta tetangga untuk datang ke rumahnya. Yang perlu dicatat sedekah uban-uban khusus untuk wanita.

Maka pelaku, dan yang hadir pada acara sedekah uban-uban hanya kaum wanita, seperti ibu-ibu, gadis, dan anak-anak. Untuk anak-anak boleh laki-laki atau perempuan. Setelah semua undangan duduk menghadap hidangan, orang tua yang mengerti mulai ritual.

Ketiga, diawali dengan pembakaran kemenyan dan dilanjutkan pembacaan mantra oleh orang tua. Setelah itu, bayi digendong didekat pemimpin ritual, lalu asap kemenyan di syaratkan mengenakan bayi. Syarat maksudnya hanya sedikit saja karena khawatir pada bayi oleh paparan asap. Kemudian, kepala bayi ditaburi kelapa parut yang diwadah hidangan uban-uban. Itu juga hanya syarat saja, hanya beberapa butir.

Keempat, proses ritual selesai dan bayi kembali dibawa ketempat tidurnya. Orang tua yang mengerti kembali memimpin acara sedekah. Dilanjutkan dengan pembacaan doa selamat dan doa lainnya untuk bayi yang baru lahir. Kemudian dilanjutkan makan bersama. Setelah acaran makan bersama selesai sedekah uban-uban pun selesai.

Nilai-Nilai Budaya Sedekah Uban-Uban
1.Ucapan rasa syukur pada Allah SWT ( Tuhan Yang Maha Esa) atas lahirnya anak mereka dengan baik, sehat dan selamat.

2.Bergembira bersama-sama atas kelahiran anak mereka. Menyambut kehadiran anak mereka dengan bahagia.

3.Mendapat doa yang baik dari orang banyak. Dengan demikian anak mereka akan sehat selalu, tidak rewel, tidak nakal, dan menjadi anak yang shaleh.

4.Secara tidak langsung mengabarkan dan memberi tahu masyarakat sekitar atas lahirnya seorang anak dari keluarga tersebut.

5.Menghargai seorang ibu yang melahirkan; Pertama, menghargai ibu yang baru saja berjuang melahirkan anaknya. Juga menghargai para ibu-ibu yang lainnya yang juga pernah melahirkan. Begitu juga dengan wanita yang akan melahirkan mereka tidak takut akan melahirkan (ibu hamil dan gadis-gadis yang akan menikah), yang dikatakan sangat menyakitkan. Sebab semua orang berbahagia kalau mereka melahirkan anak. Sehingga para wanita tidak takut melahirkan, tidak takut menjadi seorang ibu.

6.Menghibur ibu yang baru melahirkan, karena dirumahnya ramai banyak tamu, banyak keluarga yang datang. Sehingga dia dapat melupakan masa-masa perjuangannya beberapa hari lalu saat melahirkan yang sangat sulit itu.

Oleh. Tim Buletin Apero Fublic
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 16 Januari 2021.
 
Sy. Apero Fublic

Minggu, 14 Februari 2021

TEBAT: Pemberdayaan Alam dan Cadangan Air Masyarakat

Buletin Apero Fublic.- Tebat dalam pengertian luas adalah bendungan. Tebat bahasa masyarakat Sumatera Selatan untuk menamakan air tergenang cukup luas mirip danau. Tebat terbentuk karena aktivitas manusia, seperti saat pembangunan jalan raya dan sengaja dibangun untuk keperluan penampungan air.

Aktivitas yang membuat dan membangun terhentinya aliran air dinamakan menebat (membendung). Setelah air tertebat, lalu terbentuk kumpulan atau genangan air dan masyarakat menamakannya dengan Tebat. Kalau diartikan secara umum tebat adalah bendungan kecil. Tebat banyak terbentuk di seluruh wilayah Indonesia.

Pengamatan Apero Fublic, Tebat terbentuk dari aliran anak sungai kecil, aliran benca dan aliran penampungan air hujan yang terletak diantara dua sisi bukit, dinamakan masyarakat dengan bluran. Air hujan turun mengalir dari kedua sisi bukit dan berkumpul lalu mengalir seperti sungai. Perbedaan aliran air bluran dengan sungai dan benca; aliran bluran hanya ada saat hujan turun deras. Setelah hujan redah perlahan bluran kering kembali.

Masa lalu masyarakat membuat tebat tidak begitu luas, cukup keperluan mereka mandi dan mencuci. Itu pun untuk penduduk di daerah yang kering dan sulit air. Penduk zaman dahulu pemukiman mereka semuanya hampir di tepian sungai sehingga mereka tidak membuat tebat untuk keperluan air. Begitu juga transportasi, masyarakat zaman dahulu juga melalui sungai-sungai.

Pada masa perkembangan teknologi dimana muncul alat berat yang dapan membuka jalan darat. Pemerintahan Kolonial Belanda membangun jalan-jalan raya. Lambat laun seiring waktu transportasi sungai mulai ditinggalkan. Saat membangun jalan-jalan raya tentu melewati kawasan berbukit, anak sungai kecil, bluran, atau benca.

Masa itu, belum ada teknologi gorong-gorong atau beton, atau belum terpikirkan oleh masyarakat sama sekali. Sehingga saat membangun jalan anak sungai yang kecil, bluran, dan aliran benca ditimbun dengan tanah, batu, atau pepohonan.

Secara otomatis anak sungai kecil, bluran, benca tertebat atau terbendung. Kemudian membentuk genangan air yang memanjang dikedua sisi bukit. Bentuk memanjang memberi isyarat kalau yang terbendung adalah anak sungai. Itulah mengapa tebat-tebat terletak di sisi jalan raya sebagaimana kita temukan sekarang.

Pemanfaatan Tebat.
1.Tebat Sebagai Sumber Air
Tebat sebagai sumber air dimanfaatkan untuk sumber air bersih, mandi dan mencuci. Menjadi cadangan air dimusim kemarau, terutama kemarau panjang. Pada tebat yang memiliki ukuran cukup luas dapat dimanfaat untuk Perusahaan Air Bersi (PAM) mini. Untuk memenuhi ukuran desa setempat. Sebab kebutuhan air sangat penting dan menyangkut keselamatan masyarakat banyak. Terutama saat ini, dimana rusaknya lingkungan hidup secara global.

2.Tebat dan Usaha Masyarakat
Air tebat dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat yang ingin mengembangkan usaha perkebunan sayur. Dengan cara menyedot melalui pipa dan dialirkan ke perkebunan. Pembentukan Kelompok Tani untuk budidaya ikan. Tentu juga dalam pengelolaan budidaya harus ada pertimbangan ekosistem agar tidak mencemari air. Usaha pencucian sepeda motor dan mobil.

3.Tebat Sebagai Tempat Wisata
Selain itu, tebat dijadikan sebagai tempat bersantai bagi masyarakat setempat atau sekitar. Kebutuhan wisata juga bagian dari kebutuhan pokok manusia pada masa damai. Dapat juga menjadi usaha penyewaan perahu dan lokasi wisata kuliner. Seperti membuat tempat jajanan atau rumah makan disekitar tebat.

4. Tebat Sebagai Sumber Ikan
Tebat yang berair dalam dapat menampung banyak ikan. Dengan demikian masyarakat dapat menangkap ikan. Untuk memenuhi kebutuhan protein mereka. Agar masyarakat tidak menggantungkan konsumsi ikan dari pasar. Selain itu, tebat juga dapat aman dari aksi kriminal peracunan ikan dan setrum batre karena terletak di pemukiman dan air yang dalam dan tidak mengalir.

Perlindungan Tebat
Tebat sebagai tempat penampungan air alam, tentu juga memerlukan perhatian manusia. Hal yang utama adalah pembersihan dari semua jenis rumput air yang merusak, seperti rumput apung, eceng gondok dan lainnya. Karena jenis rumput tersebut mengikat lumpur dan menyebabkan badan tebat menyusut terutaman kedalaman dan lebar. Maka diperlukan pembersihan rumput-rumput tersebut atau rumput sejenisnya.

Saat hujan, akan terjadi pengikisan tanah oleh air hujan dan hanyut terbawa air hujan. Lama-kelamaan tanah hasil pengikisan akan bertumpuk dan membuat kedalaman tebat berkurang dan menjadi surut. Untuk hal tersebut diperlukan pengerukan atau penggalian. Kedalaman dan kebersihan air juga tergantung dari kebersihan masyarakat sekitar. Terutama jangan membuang sampah di dalam tebat, baik sampah plastik dan bukan sampah plastik. Jangan pula mengalirkan limba rumah tangga ke dalam tebat.

Menggeser penebat atau pembendung air dari sisi jalan sejauh limabelas meter. Kemudian tanam pohon-pohon agar menguatkan tanah. Peninggian penebat atau pembendung untuk menambah debit air tebat juga diperbolekan apabilah tidak menyebabkan kerusakan pada aset masyarakat sekitar tebat. Selain itu, peninggian penebat atau pembendung juga dimusyawarahkan dengan masyarakat pemilik tanah dipinggiran tebat.

Untuk mengatur debit air, dapat dibuat saluran air dengan pipa sesuai ukuran. Untuk pihak pembangun jalan agar tidak membangun beton atau gorong-gorong yang besar sehingga membuat air tebat menjadi kering. Selain itu, penggeseran penebat atau pembendung berguna untuk mengatur aliran air pada usaha cuci sepeda motor agar tidak mengotori air tebat.

Manfaat peninggian pembendung atau penebat (DAM) sekaligus menggeser sejauh lima belas meter dari badan jalan raya. Supaya air tidak meluber ke jalan dan menggenangi jalan. Saat tergenang tentu mengganggu lalu lintas. Tanah jalan menjadi lembut dan akan merusak badan jalan. Sehingga sangat perlu untuk ditanggani dan diatur dengan baik.

Perhatian Pemerintah
Dalam permasalahan tebat, tentu pemerintah harus turun tangan. Terutama Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa. Karena pengelolaan tebat sudah dirasakan perlu mengingat terus bertumbuhnya penduduk. Selain itu, perlindungan hukum dan penelitian tentang manfaat tebat layak diperlukan. Agar dapat mendidik masyarakat untuk ketahanan sosial dan pelestarian lingkungan hidup.

Banyak manfaat langsung dan tidak langsung yang didapat masyarakat dan alam secara global. Untuk lingkungan hidup air tebat akan dapat menampung banyak cura hujan dan air tawar. Sehingga memberikan penguapan dan penjagaan pola hujan secara iklim. Mendinginkan suhu dan penyubur tanah.

Pemerintahan Desa dapat bersinergi dengan masyarakat untuk merawat, menjaga, memanfaatkan tebat untuk kesejahteraan mereka. Terutama bermusyawarah dan penggunaan Anggaran Desa untuk keperluan Pembangunan dan Pemeliharaan Tebat. Pemerintahan Daerah (Tingkat I dan II) dapat bersinergi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Instansi Terkait dalam membantu masyarakat dalam urusan Pemberdayaan Tebat.


Perhatikan Foto: Tampak air Tebat Sungai Ratai melimpa ke jalan raya. Air akan menyebabkan rusaknya jalan dan terganggunya lalu lintas. Bangunan samping adalah tempat usaha pencucian kendaraan. Diperlukan area pengaliran air agar tidak mencemari air tebat.

Maka diperlukan penggeseran penebat atau pembendung air sejarak limabelas meter dan membangun pembendung dengan beton. Kemudian area sisi jalan yang akan digeser ditanami pepohonan. Di pasang pipa pengontrol ketinggian air sekaligus saluran pembuang limbah cucian atau limbah lainnya. (Lokasi Foto: Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan).

Pengertian Benca:
Benca aliran air seperti anak sungai, lebarnya seukuran selokan. Benca terbentuk alami memiliki mata air, kedalaman antara lima sentimeter sampai satu meter. Bagian ujung benca biasanya berupa mata air yang mengalir lalu berkumpul menjadi aliran. Benca bermuara ke anak sungai-sungai. Benca boleh dikatakan satuan terkecil dari aliran air alam sebelum berkumpul menjadi sungai-sungai di kawasan tropis.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti, S.Sos.
Tata Foto. Dadang Saputra.
Palembang, 15 Februari 2021.

Sy. Apero Fublic