Politik
secara mendalam didepenisikan; gerak atau aktivitas individu atau kelompok
dalam membujuk, menata, mengolah tujuannya dengan cara tersembunyi atau
terbuka. Semua hal-hal dengan tujuan agar mendapat dukungan dan penerimaan termasuk
dalam politik. Misalnya, seorang kekasih melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud
agar kekasihnya menerima atau menyukainya juga disebut politik.
Apa
itu semulajadi? Semulajadi adalah salah satu kata yang sering terdapat pada
mantra-mantra Melayu. Sebuah mantra anti besi, anti api, anti benda tajam dan
lainnya. Biasanya mantra-mantra tersebut menyebut asal-usul dari benda-benda
tajam agar tidak melukai dirinya. Semulajadi juga bermakna asal-asul terbentuk
atau menjadinya sesuatu dengan cepat, mudah dan didukung kekuatan ajaib.
Politik
semulajadi adalah politik seorang individu atau kelompok yang berusaha mencapai
tujuan politiknya dengan cepat dan mudah. Tidak perlu melakukan usaha-usaha
yang terhormat dan tidak memerlukan kecakapan diri, baik itu emosional dan
spiritual.
Dapat kita gambarkan juga, bagaimana mantra semulajadi dapat merubah sesuatu dengan cepat dan sesuai keinginan orangnnya. Tanpa ada usaha-usaha yang menyulitkan dalam mendapatkannya. Begitulah kira-kira pemikiran dari pelaku politik semulajadi. Tidak ada kreativitas dan kemampuan intelektual serta kemampuan berorganisasi.
Ilustrasi
Politik Semulajadi:
Namanya
Pandir, dia bekerja sebagai petani karet dan berladang. Pendidikannya SMA, dan
sudah menikah. Tujuh puluh persen waktunya dia habiskan di desa dengan
mengerjakan ladang dan kebun karetnya. Tidak ada pergaulan yang memberikan
pengalaman intelektual, emosional dan spiritual. Kalau keluar rumah hanya
sebatas tahlilan atau jumat.
Tiada
yang dia perbuat selain menonton televisi, itu pun sebatas sinetron atau
sedikit berita. Tidak memiliki pengalaman berorganisasi, dalam musyawarah dia
hanya sebatas ikut musyawarah pembangunan masjid atau akan diadakan gotong
royong di RT-nya.
Pak
Pandir mendengar informasi, tidak lama lagi akan melangsungkan Pemilihan Umum. Dia
merasa tertarik dan ingin merubah nasibnya. Menjadi seorang wakil rakyat ditingkat
Kabupaten. Dia mendaftar pada salah satu partai, dan diterima pencalonannya. Setelah
itu, dia berpikir bagaimana dirinya dipilih oleh masyarakat.
Dia
tidak memiliki kecakapan apa pun, tidak bisa pidato, tidak bisa berorganisasi,
tidak memiliki popularitas apa pun. Untuk itu, dia berpikir membeli suara
rakyat. Maka dia jual tanah dan keluarkan semua tabungannya. Lalu dia gadaikan
juga surat-surat tanahnya. Setelah itu, dia membuat baliho, baju kaos, kalender
dan dia bagikan pada masyarakat.
Baliho
dipasang di sisi jalan dan membentang lebar. Ada slogan yang bagus hasil
mencontoh di internet. Kemudian kata-kata yang menyatakan dirinya itu baik
untuk dipilih. Setelah itu, dirumahnya begitu banyak makanan. Siapa yang datang
diberi makan dan diminta makan. Saat pulang diberikan baju kaos, kalender, dan
katu namanya. Saat pulang dia berikan juga ongkos jalan sejumlah uang.
Waktu
berlalu dan tibahlah hari pemilihan umum dilaksanakan. Malamnya, Pak Pandir
mendatangi rumah-rumah penduduk bersama orang-orangnya. Lalu mereka memberikan sejumlah
uang, dan meminta orang tersebut memilih dirinya. Pemilihan umum berakhir dan
Pak Pandir terpilih menjadi Wakil Rakyat di Kabupatennya.
Saat
bertugas Pak Pandir tidak tahu tujuannya menjadi wakil rakyat. Yang pertama dia
lakukan adalah mengembalikan uang yang telah dia keluarkan. Setelah itu, dia
memperkaya diri dan mencari-cari sumber pendapatan lainnya. Dia belum punya
mobil, ingin beli mobil, beli rumah lagi, dan menikah lagi (menikah siri).
Pak
Pandir tidak tahu bagaimana berpidato atau berargumentasi. Maka saat mau rapat
dia meminta atau membayar orang untuk pidatonya. Dia pun tidak mengerti
masalah-masalah kebangsaan dan masalah membangun bangsa. Dia tahu membangun
bangsa itu, dimana ada bangunan jalan dan bangunan gedung. Semua juga sudah di
urus oleh Pemerintah Daerah.
Lima
tahun berlalu dan tibalah saatnya untuk mencalonkan diri kembali. Pak Pandir
kembali melakukan sebagaimana yang dia lakukan dulu. Mulai membuat kalender,
baliho, baju kaos, kartu namanya. Saat pemilihan umum tiba, sehari sebelum
pemilihan dia memerintahkan orang-orangnya kembali mendatangi rumah warga dan
memberikan sejumlah uang membeli suara. Terpilihalah Pak Pandir sekali lagi,
dan begitu juga yang dia perbuat.
Begitulah
ilustrasi pelaku politik semulajadi. Banyak juga orang mengistilahkan dengan
politisi karbitan. Politisi demikianlah yang sedang bergentayangan di negara
kita sekarang. Dari tingkat desa, kabupaten, provinsi dan pusat. Baik itu pada
bidang legislatif dan eksekutif.
Hal
demikian memberikan pemahaman pada kita bahwa sinyal kebangkitan bangsa kita
masih begitu lemah. Pada level lebih tinggi, pelaku politik semulajadi didukung
dengan pencitraan dan rekayasa informasi. Rekayasa informasi disini berupa
aktivitas yang direkayasa yang kemudian dipublikasikan melalui media-media
pemberitaan.
Apa yang dapat kita lakukan untuk menghapus kebiasaan politik semulajadi. Pertama, pembentukan suatu perkumpulan dimana dapat memberikan pendidikan, motivasi dan pembelajaran dalam bidang kepemimpinan. Kedua, adanya pengkaderan dari kelompok partai politik.
Ketiga memilih orang-orang yang memiliki intelektualitas dan kecakapan spiritualitas. Keempat, buat hukum pembatasan memproduksi atribut kampanye. Kelima, untuk individu agar memperbanyak membaca buku dan pelajaran diri. Semua ini juga masih dalam kategori pendapat yang perlu dikembangkan kembali.
Oleh. Joni Apero
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
20 Mei 2021.
Sy. Apero Fublic