Selasa, 02 November 2021

Peribahasa: Bagaikan Kedak Hulu Mudik

BULETIN APERO FUBLIC.- Peribahasa adalah ungkapan singkat yang mengandung makna mendalam, bersifat nasihat dan sindiran. Tujuan peribahasa untuk pendidikan sosial masyarakat secara luas pada suatu komunitas masyarakat yang berbentuk suku bangsa atau sebuah negara.

Di Indonesia bermacam-macam peribahasa yang diwariskan secara turun temurun nenek moyang bangsa Indonesia. Salah satu peribahasa hasil kearifan lokal dari masyarakat Melayu di Kabupaten Musi Banyuasin yang berhasil tim Apero Fublic cukup memberikan pengajaran untuk pribadi individu agar tidak lupa diri.

Pribahasa tersebut berbunyi “Bagaikan Kedak Hulu Mudik” singkat dan padat. Kalau sepintas lalu ungkapan pribahasa tersebut biasa-biasa saja. Namun apabilah direnungkan dan dicermati, memberikan pengajaran yang sangat realitas sekali terjadi pada masa dulu sampai sekarang. Menggambarkan sifat manusia secara umum dan mendasar.

Kedak nama sejenis ikan gabus atau ikan ruan. Pada masyarakat di Kecamatan Sungai Keruh terutama di Desa Gajah Mati ikan kedak tidak dikonsumsi karena penduduk berkeyakinan bahwa ikan kedak berasal dari bengkarung atau kadal. Sehingga masyarakat tidak mau memakan ikan kedak. Apabila memancing ikan, kemudian yang pertama didapat adalah ikan kedak. Timbul perasaan ragu bagi si pemancing kalau dia memancing hari itu akan sial.

Ikan kedak memiliki rupa yang tidak bagus, bersisik keabu-abuan dan ada yang kemerahan dengan kepala tumpul. Sehingga rupa ikan kedak sangat tidak cantik. Bentuknya itu membuat masyarakat berpikir kalau ikan kedak benar-benar evolusi dari kadal. Ikan ini tinggal di benca dan bencani, gaung,  mata air-mata air hulu sungai. Menghuni dan tinggal di bawah semak sungai. Ikan ini mendiami sungai-sungai kecil yang sempit. Jarang sekali terdapat di sungai yang cukup besar. Oleh masyarakat ikan kedak digolongkan sebagai ikan terkutuk dan kelas rendah.

Ikan ini juga sangat menjengkelkan saat memancing. Apabilah dia sudah didapat oleh pemancing, dan si pemancing tidak mau mengambilnya. Lalu dia melemparkannya kembali ke dalam air didekat pemancing melemparkan mata kailnya. Ikan kedak yang baru saja dilempar kembali ke dalam air. Akan kembali memakan mata kail.

Berkali-kali tidak jera dan sampai akhirnya si pemancing terpaksa melemparnya ke darat atau pindah dari lokasi itu. Berbedah dengan ikan-ikan lain, apabilah sudah didapat lalu lepas maka ikan lain akan pergi dan tidak akan mengulangi memakan mata kail itu. Ikan kedak seperti tidak mengerti kalau mata kail dapat membunuhnya. Atau dia tahu kalau manusia tidak mau memakannya.

*****

Bagaiamana dengan arti pribahasa bagaikan kedak hulu mudik. Kata mudik berarti menuju ke hulu sungai. Ikan kedak termasuk ikan kuat dalam bertahan hidup. Dimusim kemarau sungai-sungai kecil akan kering kerontang. Ikan kedak tinggal di dalam lumpur di dasar sungai. Saat hujan lebat dimana pertama air memenuhi sungai-sungai. Ikan kedak muncul bergerombol dan berenang kesana kemari menuju hulu sungai. Ikan kedak sangat gembira dan menyambar serangga dan cacing yang terjatu ke dalam sungai. Sehingga tampak tilap bernafas dipermukaan air. Begitulah kiranya gembiranya ikan kedak berenang ke hulu.

Sedangkan pengertian untuk sifat manusia bermakna: Ada seorang manusia yang miskin dan termasuk orang yang tidak dihormati dan tidak dihargai masyarakat, dimana kehidupannya yang miskin dan hanya mendapat makan saja dalam kesehariannya. Beberapa waktu kemudian dia mendapat cara atau pekerjaan dimana dia dapat dengan mudah mencari uang sedikit lebih dari kebanyakan orang. Atau dia menjabat sebuah jabatan yang terhormat, misalnya Kepala Dinas pada pemerintahan Daerah, di sebuah perusahaan dan sebagainya.

Perlahan sifat orang tersebut berubah, yang tadinya tidak banyak bicara kemudian menjadi sangat banyak bicara walau hal yang dibicarakan tidak benar dan tidak penting. Merasa dirinya sangat pintar, dan meremehkan orang-orang. Suka marah-marah tidak karuan pada keluarga, pada teman yang mengikutinya atau pada bawahannya. Saat marah-marah dia menggunakan bahasa-bahasa berkelas misalnya istilah-istilah asing atau berbahasa Indonesia seperti kasir bank. Salah sedikit langsung marah sesuka hatinya.

Kadang-kadang dia mencari-cari kesalahan orang untuk marah-marah mengungkapkan kalau dirinya orang berkelas dan berkuasa. Apa-apa tidak suka dibantah dan selalu dirinya yang nomor satu. Sangat tersinggung kalau dia kalah dalam berkata-kata. Benci pada orang yang mengkritik dan tidak membenarkan perbuatannya walau dia tahu perbuatan tidak pantas. Segalah sesuatu dia anggap mudah yang diselesaikan dengan uang dan uang. Kalau makan tidak mau yang sederhana, maunya yang dilayani dengan istimewa, mahal.

Kalau makanan sederhana seperti singkong dia akan merasa jijik. Padahal dahulu sebelum mendapatkan pekerjaan dia sering memakan makanan sederhana dan di emperan. Menganggap remeh hal-hal yang sederhana, serta meminta diperlakukan secara istimewa. Dia berpikir kalau dirinya orang yang berkelas tinggi. Dia menganggap semua yang dia dapat adalah hasil kepintarannya sendiri.

Sifat orang demikianlah yang digambarkan dengan peribahasa “bagaikan kedak hulu mudik.” Yang digambarkan bagaimana dia dulu miskin dan rendahan kemudian menjadi sedikit memiliki uang: Dia diperumpamaakan seperti seekor ikan kedak yang lupa saat kemarau diaman dia hidup didalam air berlumpur. Tidak dikonsumsi oleh orang-orang. Baru setelah hujan datang dia dapat berenang dan leluasa mencari makan. Kedak lupa diri siapa dirinya. Lupa kalau hujan bukan atas usaha dirinya tapi itu rahmat dari Allah, tuhan semesta alam. Semoga kita yang miskin kemudian diberi cobaan menjadi orang berkecukupan tidak seperti peribahasa, “Bagaikan kedak hulu mudik.”

Disusun: Tim Apero Fublic.
Editor. Melly
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 2 November 2021.
Sumber: Kearifan lokal masyarakat di Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

Pengertian Kata: Benca: Penampungan air alami yang berbentuk seperti selokan di dalam hutan tropis. Bencani: Penampungan air alami berbentuk melebar, ukuran lebar biasanya satu meter persegi atau lebih. gaung: Tempat mata air alami yang berbentuk lobang besar sehingga menyerupai mulut guwa.

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar