Wanita
masuk dalam pase perjuangan atau peperangan saat dia mulai mengandung anak.
Saat itu diri wanita mulai berperang dengan rasa yang tidak nyaman dan rasa
takut. Dengan sabar dan mengikuti waktu seiring melalui fase-fase tidak nyaman
sekali. Sembilan bulan, Tibalah saat melahirkan yang sangat menyakitkan bagi
wanita. Begitu juga setelah melahirkan rasa sakit tidak habis-habisnya dari
bekas luka melahirkan. Terasa pedih dan sakit pada vagina dan sekitar dubur.
Terkadang ada yang terkena ambeyen. Di
lanjutkan dengan kesibukan saat mengurus anak yang memakan waktu seumur
hidupnya.
Peperangan wanita di jalan kemanusiaan dan kehidupan manusia secara sangat mendasar. Ada tiga hal yang sangat penting sehingga tetap terjaga karena sebab perjuangan keras dari kaum wanita. Wanita boleh jadi disebut dasar awal kehidupan secara biologis dan kebudayaan. Berikut ini tiga hal yang mendasar tersebut.
1.Meneruskan
populasi manusia.
Wanita menjaga populasi manusia dan terus meregenerasi manusia dari masa ke masa. Sehingga populasi manusia terus ada dan menciptakan komunitas sosial. Dari perjuangan wanita mulai dari mengandung, melahirkan dan merawat yang kemudian tumbuh generasi-generasi baru.
2.Meneruskan
Agama
Dalam hal menjaga agama rasulullah SAW pernah bersabda kalau seseorang menikah dirinya sudah menjaga separuh dari agamanya, maka jagalah yang separuhnya lagi. Di sini menggambarkan kebesaran sebuah agama tetap memerlukan jihad wanita yaitu melahirkan anak. Mungkin wanita tidak banyak menjadi ulama hebat atau ikut berdakwah jauh-jauh sebagaimana laki-laki. Namun wanita menjaga agama pada separuh sisi yang lainnya.
3.Meneruskan
Kepemilikan Bangsa/Negara
Wanita
yang melahirkan anak yang kemudian menjadi penerus dari kepemilikan sebuah
bangsa. Tanah yang luas dan kekayaan alam tidak ada artinya kalau tidak ada
rakyatnya. Salah satu syarat terbentuknya sebuah bangsa dan negara yaitu adanya
rakyat. Rakyat yang tua tanpa generasi akan habis dimakan usia. Namun buah dari
perjuangan wanita kepemilikan sebuah bangsa dapat terus ada dan meregenerasi.
*****
Tiga
hal tersebut peran besar dilakukan oleh kaum wanita. Dari tiga hal tersebut
sangat sedikit peran laki-laki. Tetapi saat terjadi perang, peran wanita sangat
besar dalam hal memenangkan peperangan untuk menjaga populasi, menjaga agama
dan menjaga bangsa. Muncullah pahlawan pada kaum mereka karena berhasil
melindungi kaum mereka.
Pahlawan,
pejuang yang di dominasi kaum laki-laki begitu nampak di mata masyarakat. Pahlawan itu dipuja dan begitu dikenal masyarakatnya. Sehingga menutup peran besar wanita, yang dinilai sebatas memasak. Kelembutan
dan ketabahan dinilai kelemahan oleh kaum laki-laki. Banyak juga kaum wanita
yang rendah diri dan merendahkan diri mereka sendiri. Sebab merasa lemah dan sederhana.
Namun
dalam perjalanan waktu kemuliaan wanita mulai dilupakan wanita itu sendiri. Lupa kalau tubuh atau dirinya begitu berharga. Di
zaman sekarang dengan menganut pemikiran liar wanita ingin sama seperti
laki-laki. Ingin meruba peran mereka yang dianggap orang-orang rendah itu (mengurus keluarga). Mereka banyak yang ingin bebas dan mau sesuka hati. Mengesampingkan moral, tata cara sosial, etika kewanitaan, dan
norma sosial lainnya. Hanya sebab ingin cantik, karir, materialisme dan sebagainya. Berjalanlah dalam dosa dan
menjadi tidak terkendali. Begitu juga banyak kaum laki-laki yang buruk akhlaknya
tidak tahu terima kasih pada wanita. Kemudian dirinya berbuat hal-hal buruk
pada para wanita. Padahal wanita memang tercipta untuk tugas besarnya, disisi berbeda dengan tugas kaum laki-laki.
Di
pedesaan, di tempat terpencil atau dipinggiran kota-kota. Kehidupan wanita
begitu menderita dengan segala beban hidup yang ditanggung mereka. Namun
kesabaran tetap menjadi kekuatan mereka. Bekerja dengan kesungguhan dalam
mencari penghidupan. Dengan sedikit uang mereka bertahan hidup bersama
anak-anak mereka.
Wanita-wanita itu percaya kalau anaknya akan menjadi besar dan dapat bertahan hidup. Mungkin anak-anak mereka juga tidak akan menjadi kaya atau menjadi pemimpin besar. Tapi
anak-anak wanita lemah itulah yang menjadi penjaga sekaligus pemilik negaranya,
penerus agamanya, dan meneruskan kehidupan manusia.
Betapa berhutang kita pada manusia yang namanya wanita. Wanita yang kita kenal dengan panggilan, ibu. Mereka tidak banyak yang dicita-citakan, tampak begitu bodoh dan sederhana. Namun merekalah yang melahirkan pemimpin, melahirkan pengusaha, melahirkan pecinta lingkungan, dan melahirkan manusia-manusia hebat lainnya. Pertanyaan untuk kita semua, apa yang kita perbuat utuk mereka?.
Menjadi seorang wanita sederhana saja sudah sangat muliah begitu. Apalagi kalau seorang wanita mampu berkarir sekaligus menjadi ibu yang baik dan istri yang salehah. Sungguh kemuliaannya tidak ternilai lagi karena tingginya.
Disusun: Tim
Apero Fublic
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
31 Januari 2022.
Sy. Apero Fublic
0 comments:
Posting Komentar