Syarce

Syarce adalah singkatan dari syair cerita. Syair cerita bentuk penggabungan cerita dan syair sehingga pembaca dapat mengerti makna dan maksud dari isi syair.

Apero Mart

Apero Mart adalah tokoh online dan ofline yang menyediakan semua kebutuhan. Dari produk kesehatan, produk kosmetik, fashion, sembako, elektronik, perhiasan, buku-buku, dan sebagainya.

Apero Book

Apero Book adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi semua jenis buku. Buku fiksi, non fiksi, buku tulis. Selain itu juga menyediakan jasa konsultasi dalam pembelian buku yang terkait dengan penelitian ilmiah.

Apero Popularity

Apero Popularity adalah layanan jasa untuk mempolerkan usaha, bisnis, dan figur. Membantu karir jalan karir anda menuju kepopuleran nomor satu.

@Kisahku

@Kisahku adalah bentuk karya tulis yang memuat tentang kisah-kisah disekitar kita. Seperti kisah nyata, kisah fiksi, kisah hidayah, persahabatan, kisah cinta, kisah masa kecil, dan sebagaginya.

Surat Kita

Surat Kita adalah suatu metode berkirim surat tanpa alamat dan tujuan. Surat Kita bentuk sastra yang menjelaskan suatu pokok permasalaan tanpa harus berkata pada sesiapapun tapi diterima siapa saja.

Sastra Kita

Sastra Kita adalah kolom penghimpun sastra-sastra yang dilahirkan oleh masyarakat. Sastra kita istilah baru untuk menamakan dengan sastra rakyat. Sastra Kita juga bagian dari sastra yang ditulis oleh masyakat awam sastra.

Apero Gift

Apero Gift adalah perusahaan yang menyediakan semua jenis hadia atau sovenir. Seperti hadia pernikahan, hadia ulang tahun, hadiah persahabatan, menyediakan sovenir wisata dan sebagainya. Melayani secara online dan ofline.

Rabu, 27 Juli 2022

Pendidikan Berbudaya Pada Masyarakat

BULETIN APERO FUBLIC.- Masyarakat kita telah kehilangan pegangan sosial dan berada dalam disrupsi kebudayaan sendiri. Nilai-nilai tata susilah semakin kendur dan masyarakat menjadi liar atau tidak terarah. Masyarakat mencari sendiri bagaimana berkreasi dan bersikap. Hal demikian disebabkan karena banyaknya pengaruh dari luar yang datang melalui teknologi informasi dan komunikasi. Masyarakat cenderung meniru dan mengikuti apa yang mereka jumpai dan dilihat. Berjumpa dengan yang baik dia akan menjadi baik, dan berjumpa dengan buruk mereka menjadi buruk. Celakanya, mereka tidak lagi mengkritisi hal tersebut tetapi langsung mengikuti.

Pemerintah dan masyarakat akan sangat rugi apabila timbul kerusakan budaya asli. Dimana nilai-nilai kehidupan sosial sangat diperlukan untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Kita salah kalau menilai kesejahteraan itu dari materi. Betapa banyak orang yang berlimpah materi namun justru kehidupannya rusak dan tidak beretika.

Gambaran kesejahteraan dimana masyarakat dapat hidup harmonis, saling menghormati dan menghargai, memiliki filosofi kehidupan yang baik. Kalau kita melihat kehidupan petani yang sederhana namun sejahtera. Hal demikian disebabkan jalan pikiran dan lingkungannya yang baik. Kalau lingkungan sosial dirusak oleh pengaruh-pengaruh buruk, maka kesejahteraan akan hilang.

 

Dalam Seni

Pendidikan dalam seni sangat diperlukan pada masyarakat kita. Mengingat derasnya arus pengaruh budaya-budaya yang tidak sesuai budaya Indonesia. Dimana norma-norma susilah yang telah diabaikan. Misalnya seorang biduan yang berbusana mini, lalu bergoyang di hadapan orang-orang tua, dihadapan anak-anak secara langsung tanpa rasa malu. Pada masyarakat kita berpendapat kalau seorang biduan memang harus demikian. Harus fullgar, agresif, agar dianggap lincah sekaligus mendapat predikat pengakuan sebagai, biduan.

Seharusnya masyarakat menyadari kalau kita orang Timur. Dimana budaya Timur selalu berlandaskan etika kesopanan dan wanita yang terhormat. Misalnya seni-musik kita yang selalu berlandaskan moral-moral kesopanan. Sebagaimana kesastraan lama kita yang selalu berfungsi sebagai nasihat, hiburan dan pendidikan. Begitu juga hendaknya hal-hal yang kita lakukan sekarang, saat berkreatifitas dalam bidang seni dan budaya. Haruslah memiliki fungsi-fungsi pendidikan. Bukan hanya berfungsi sebagai hiburan saja.

Nah, ketika seorang wanita yang ingin berprofesi sebagai biduan atau pelaku seni bidang tarik suara lainnya. Tidak perlu berpakaian norak dan mini. Karena dalan dunia seni tarik suara yang menjadi aset adalah suara (Vokal). Maka yang dipantaskan dan dilebihkan yaitu, suara. Hal demikian perlu kita berikan sebuah pendidikan pada masyarakat kita. Bukan hanya seni, tapi semua pada bidangnya.

 

Dalam Budaya

Dalam budaya kita sangat terpukul dengan keadaan masyarakat penerus kita. Dalam etika seorang anak terhadap orang-orang tua. Cara berbusana sampai tata cara berkreatifitas diri. Ada yang ke barat-baratan, ada yang ke korea-koreaan dan sebagainya.

Kemudian dalam hal berpakaian dimana anggapan masyarakat kalau pakaian tertutup dianggap pakaian orang lama, pakaian kuno, atau pakaian tradisonal. Timbulah paham kalau pakaian yang ketat dan terbuka adalah pakaian kekinian. Maka, pendidikan bidang budaya-busana merujuk pada nilai moral kita sebagai orang Melayu-Indonesia. Pakaian bukan hanya busana untuk dilihat, tapi sarana menutupi aurat. Melindungi tubuh dari kejahatan seks, kotoran, sinar matahari, dan mencegah pikiran buruk laki-laki.

Budaya kebersamaan juga perlu di tingkatkan. Dimana sekarang kita telah tumbuh menjadi masyarakat yang homogen. Banyak kelompok masyarakat terbentuk dan tersebar. Budaya musyawarah dan saling pengertian dikembangkan agar mengecilkan potensi konflik masyarakat. Hal demikian kita petik dari leluhur kita yang suka makan siri-pinang saat bermusyawara.

Dalam berbagai budaya dan sosial masyarakat perlu diadakan pendidikan. Pendidikan kebersihan, pendidikan hukum agar mereka tidak dibodohi tetantang hukum. Pendidikan berkendaraan, tentang pajak, dan penerimaan informasi. Apa pun jenisnya, masyarakat memerlukan pendidikan kebudayaan agar mereka dapat berjalan dengan baik. Pendidikan ibarat lampu dalam kegelapan.


Asimilasi dan Penyesuaian

Asimilasi dan Penyesuaian adalah bentuk usaha pendidikan kebudayaan dan pendidikan apapun, sehingga dapat mengarahkan masyarakat berseni dan berbudaya yang baik. Sebagai contoh misalnya musik rok yang dikenal dengan pakaian ekstrim, gaya rambut yang aneh, dan badan penuh tato, bertindik. Tentu saja dalam hal musik rok yang dikenal menurut budaya Barat. Tapi kita dapat memberikan penyesuaian dengan budaya kita. Musik dan lirik tetap sama, tapi berpenamfilan pantas bagi personilnya bukan kesalahan. Sedangkan lagunya juga lagu yang baik. Asimilasi dan penyesuaian inilah yang perlu di perkenalkan pada masyarakat. Jangan hanya meniru dan menerima mentah-mentah saja apa yang dilihat dan di dengar. Jangan beranggapan kalau tidak demikian, bukan musik rok.

Selain itu, penggalian nilai-nilai budaya masyarakat perlu dilakukan. Lalu disesuaikan dengan zaman sekarang. Perlu kita memulai semua itu, sebelum kita kehilangan jati diri bangsa kita. Pendidikan tersebut bukan hanya dari pendidikan formal. Tapi dapat melalui kesastraan, seperti film, dongeng, teater, media sosial dan lainnya.

Oleh karena itu, perlu adanya wadah pelatihan seni-budaya, misalnya sanggar seni masyarakat, dan penyebaran ilmu-ilmu budaya secara luas. Informasi-informasi seni-budaya asli, cara-cara berbudaya yang baik, dan ilmu seni-budaya. Tentu juga hal-hal demikian perlu didukung dengan publikasi, penelitian, pelatihan dalam seni budaya. Yang perlu diwaspadai seni-budaya yang memberikan dampak buruk pada kehidupan sosial-masyarakat kita dalam jangka panjang.

Opini ini sedikit gambaran bagaimana kita merumuskan penataan sosial bangsa kita. Tentu masih banyak kekurangan dalam penyempaian. Namun dalam intinya, pendidikan seni-budaya pada masyarakat itu diperlukan. Baik itu dari penggalian budaya asli, penerimaan budaya asing. Sebaiknya diolah dan sesuaikan dengan jiwa bangsa kita.

Disusun: Tim Apero Fublic
Palembang, 10 Juli 2022.
Editor. Arip Muhtiar, S.Hum
Tatafoto. Dadang Saputra

Sy. Apero Fublic

Jumat, 22 Juli 2022

PUNDEN BERUNDAK: Membangun Komplek Perumahan dan Menata Masa Depan Masyarakat Sejahtera.

BULETIN APERO FUBLIC.- Selama ini, kehidupan kita hanya ditata secara seperlunya saja. Begitu juga pada bidang pembangunan Perumahan Rakyat. Pada masa awal perumahan rakyat dibangun dengan batako dan kebanyakan menimbun rawa-rawa di sisi jalan atau pinggiran perkotaan. Lantai dengan sedikit menaburkan pasir dan semen, lalau beberapa waktu kemudian lantai mulai rusak dan hancur.

Atap dibuat dari asbes dan kaca polos tiga mili untuk kacanya. Kemudian jadilah perumahan yang dijual ke bank. Masyarakat yang kepepet akhirnya mengkredit rumah tersebut dan berdiam di dalamnya. Lalu membayar sampai puluhan tahun, dengan tujuh kali lipat harganya. Suatu ketika PBB pernah mengatakan kalau perumahan rakyat Indonesia mirip kandang ternak babi. Tapi sekarang beruntung (2022) sudah ada perubahan dalam cara membangun perumahan rakyat. Sehingga keadaan menjadi sedikit lebih baik.

Setiap perumahan rakyat itu, dibuatlah parit seadanya sebagai pelengkap, tanpa memikirkan kepentingan drainase. Sehingga tidak tahu air hujan dan limba rumah tangga akan mengalir kemana. Parit atau selokan kemudian mengendap dan menggenanglah air hitam kotor. Sampah menumpuk karena tidak dapat hanyut. Dari parit itu, timbullah sarang jentik nyamuk yang tidak pernah kering. Maka muncullah bencana baru yaitu wabah dengan Demam Berdarah.

Dari tahun 1968 sampai 2009 menurut WHO (World Health Organization) Indonesia negara tertinggi di Asia Tenggara dengan kasus DBD tertinggi (buletin.kemenkes). Timbul kampanye 3M (Menutup, Menguras dan Menimbun atau menghancurkan). Hal demikian sampai sekarang menjadi jurus andalan pemerintah. Penyemprotan dengan asap, yang terkadang oknum petugas juga meminta uang pada masyarakat. Masyarakat jadi malas, asap mengepul sementara jentik nyamuk terus ada.

Hal demikian seharusnya tidak terjadi kalau pihak pengembang dan pemerintah melakukan perbuatan secara semestinya. Penataan lingkungan perumahan dapat menerapkan sistem punden berundak. Komplek tingkat pertamah lebih tinggi lokasinya dengan drainasenya. Dapat dengan menimbun lahan. Kemudian tingkat kedua lebih rendah dan dengan drainasenya. Kemudian tingkat ke tiga lebih rendah dengan drainasenya.

Dari pertama-sampai ke tiga drainase airnya akan mengalir lancar. Bidang perumahan tingkat ke tiga juga harus lebih tinggi dari tanah dasar agar saluran air mengalir lancar ke selokan induk. Demikian, aliran air dari tiga tingkatan komplek perumahan mengalir deras, tidak mengendap. Pada tanah dasar, ujung drainase dibuatlah bak-bak penampungan penyuling air limbah rumah tangga. Kemudian barulah air dialirkan ke sungai, kanal atau gorong-gorong. Sehingga limbah tidak mencemari sungai-sungai lagi.

Permasalahan kemudian muncul adalah sampah masyarakat. Masyarakat kota yang selalu sibuk kemudian melempar sampah mereka ke sembarangan tempat. Misalnya ke pinggir jalanan dan  ke dalam sungai-sungai sekitar. Menggununglah sampah yang tidak terkendali, lingkungan rusak dan sungai mulai tertimbun. Pada masa berikutnya timbul banjir yang tidak terkendali. Permasalahan sampah ini seharusnya tidak terjadi kalau pihak pengembang membangun sebuah bank sampah dan bekerja sama dengan dinas terkait. Bank sampah dikhususkan untuk perumahan masyarakat yang dia kembangkan.

Permasalahan ketiga adalah tempat keramaian. Seharusnya dalam bidang komplek adanya bidang usaha untuk tempat keramaian. Bangunan gedung serba guna, dimana masyarakat dapat memanfaatkannya untuk tempat olah raga, kegiatan mereka dan hajatan, tempat PEMILU. Yang paling sering kita temui, dimana masyarakat memotong jalan untuk membangun tenda hajatan mereka. Gedung tersebut akan sangat berguna dan menjadi pendapatan komplek mereka juga.

Tempat ibadah juga haruslah di perhatikan. Rumah ibadah dibangun atas dasar hukum sesuai ketentuan pemerintah dan memperhatikan masyarakat mayoritas. Pembangunan berasaskan musyawarah dan kebersamaan. Dengan mencakup unsur-unsur tersebut dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat dalam masa yang akan datang. Menata lingkungan sosial masyarakat sekaligus memelihara alam kita.

Sangat sulit dalam hal ini. Namun semua dapat diusahakan agar kehidupan kita lebih baik. Bangsa maju, rakyat sejahtera dan lingkungan terjaga. Dengan demikian kita dapat menjadi manusia yang sebenarnya.

Disusun: Tim Apero Fublic
Editor. Arip Muhtiar, S.Hum
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 17 Juli 2022.

Sy. Apero Fublic

Tes: Alasan Dalam Menyingkirkan Secara Formal

BULETIN APERO FUBLIC.- Tes itulah istilah kita dalam menghadapi takdir kita, untuk memulai sesuatu. Dari memulai masuk dunia pendidikan, kita akan menemukan yang namanya, Tes. Misal dari SMP mau masuk ke SMA tertentu kita mengawali dengan Tes. Masuk Perguruan Tinggi kita juga melalui tes.

Masuk kerja di suatu instansi pemerintah atau perusahaan swasta kita akan melewati serangkaian tes. Untuk menjadi PNS, juga akan melewati serangkaian tes. Untuk lolos dalam pendidikan akhir kita juga melewati serangkaian tes.

Demikianlah, cerita kehidupan kita ditentukan oleh rangkaian tes dan tes. Banyak juga yang menyebut ujian atau pengukuran kemampuan seseorang. Sehingga dia dapat diterima, ditolak atau memenuhi standar dalam kerja dan dunia pendidikan. Karena memang ada hal-hal yang memerlukan kemampuan, yang cukup pada bidangnya.

Namun percaya atau tidak Tes yang diselenggarakan adalah cara formal untuk menyingkirkan. Pada takaran tertentu tes memang pantas dilakukan. Namun ada titik tes juga dimanfaat oleh oknum dalam mencari keuntungan dan penyingkiran.

Misalnya, sebuah perusahaan membuka usaha di sebuah daerah. Untuk membatasi penerimaan warga setempat dapat disingkirkan dengan Tes. Begitu juga dalam pengurangan dan pencekalan dapat menggunakan Tes. Di sisi lain, penyalagunaan Tes juga tidak menutup kemungkinan, serta adanya permainan.

Kita akan memberikan perumpamaan dalam pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) juga dilakukan rangkaian Tes. Tentu dalam rangkaian tes pembuatan akan banyak menemui kendalah sebab hampir masyarakat tidak menguasai materi tes. Misalnya ada tes jalan seperti jalan sirkuit, timbul pertanyaan kita apakah jalan raya kita sama berlikunya dengan sirkuit balapan motor. Maka disanalah akan menemui kesulitan dan jalan buntu.

Apabilah kita renungkan tes memang diperlukan, misalnya untuk Perguruan Tinggi Negeri dalam membatasi kuota dan meningkatkan mutu belajar. Begitu juga saat penerimaan PNS juga memerlukan kemampuan yang cukup. Dalam kemampuan tingkatan tertentu dalam dunia pendidikan dan penerimaan abdi negara berarti memerlukan standar Tes. Kelompok ini kita masukkan golongan A.

Tapi tes tidak diperlukan bagi Perguruan Tinggi yang kekurangan mahasiswa. Walau kadang dilakukan juga untuk formalitas saja. Begitu juga untuk security sebuah perusahaan. Asal memenuhi syarat dapat diterima. Kelompok ini kita masukkan golongan B.

Kita masuk ke contoh kedua dalam bidang sosial kemasyarakatan dalam menggunakan kendaraan. Misalnya pembalap Formula E, Moto GP, Pilot pesawat, kapten kapal laut, masinis kereta api mereka adalah kelompok pengendara yang sudah melalui pendidikan. Maka mereka tidak memerlukan lagi pendidikan dalam mengendarai. Golongan ini kita masukkan pengendara golongan A. Mereka memerlukan tes untuk kelulusan sebab untuk mengukur keberhasilan pendidikan mereka.

Bagaimana dengan masyarakat umum yang belum mendapatkan pendidikan dalam mengendarai. Maka mereka akan buta dengan pengetahuan dalam mengendarai. Golongan ini kita masukkan kedalam golongan B. Oleh karena itu, mereka membutuhkan pendidikan tentang mengendarai. Tidak sesuai kalau mereka disuguhkan tes saat membuat SIM. Pendidikan singkat yang dibutuhkan mereka. Seperti pendidikan bagaimana rambu-rambu lalulintas, keterangan surat-surat, dan tentang pajak.

Kesimpulannya, Tes itu diperlukan bagi yang memiliki kompetisi dan memerlukan kecakapan cukup (Golongan A). Untuk yang tidak memerlukan kompetisi dan kecakapan khusus (golongan B), Tes tidak diperlukan maka lakukan pendidikan.

Begitulah keadaan kita dalam menjalani kehidupan ini. Tidak dapat lepas dari dominasi Tes. Contoh-contoh yang dieksperimenkan tidak dimaksudkan untuk mengkritik atau mendiskreditkan pihak tertentu. Tapi hanya sebatas gambaran atau objek penjelas artikel, tentang Tes.

Disusun: Tim Apero Fublic
Editor. Joni Apero
Palembang, 14 Juni 2022.

Sy. Apero Fublic