Jumat, 22 Juli 2022

PUNDEN BERUNDAK: Membangun Komplek Perumahan dan Menata Masa Depan Masyarakat Sejahtera.

BULETIN APERO FUBLIC.- Selama ini, kehidupan kita hanya ditata secara seperlunya saja. Begitu juga pada bidang pembangunan Perumahan Rakyat. Pada masa awal perumahan rakyat dibangun dengan batako dan kebanyakan menimbun rawa-rawa di sisi jalan atau pinggiran perkotaan. Lantai dengan sedikit menaburkan pasir dan semen, lalau beberapa waktu kemudian lantai mulai rusak dan hancur.

Atap dibuat dari asbes dan kaca polos tiga mili untuk kacanya. Kemudian jadilah perumahan yang dijual ke bank. Masyarakat yang kepepet akhirnya mengkredit rumah tersebut dan berdiam di dalamnya. Lalu membayar sampai puluhan tahun, dengan tujuh kali lipat harganya. Suatu ketika PBB pernah mengatakan kalau perumahan rakyat Indonesia mirip kandang ternak babi. Tapi sekarang beruntung (2022) sudah ada perubahan dalam cara membangun perumahan rakyat. Sehingga keadaan menjadi sedikit lebih baik.

Setiap perumahan rakyat itu, dibuatlah parit seadanya sebagai pelengkap, tanpa memikirkan kepentingan drainase. Sehingga tidak tahu air hujan dan limba rumah tangga akan mengalir kemana. Parit atau selokan kemudian mengendap dan menggenanglah air hitam kotor. Sampah menumpuk karena tidak dapat hanyut. Dari parit itu, timbullah sarang jentik nyamuk yang tidak pernah kering. Maka muncullah bencana baru yaitu wabah dengan Demam Berdarah.

Dari tahun 1968 sampai 2009 menurut WHO (World Health Organization) Indonesia negara tertinggi di Asia Tenggara dengan kasus DBD tertinggi (buletin.kemenkes). Timbul kampanye 3M (Menutup, Menguras dan Menimbun atau menghancurkan). Hal demikian sampai sekarang menjadi jurus andalan pemerintah. Penyemprotan dengan asap, yang terkadang oknum petugas juga meminta uang pada masyarakat. Masyarakat jadi malas, asap mengepul sementara jentik nyamuk terus ada.

Hal demikian seharusnya tidak terjadi kalau pihak pengembang dan pemerintah melakukan perbuatan secara semestinya. Penataan lingkungan perumahan dapat menerapkan sistem punden berundak. Komplek tingkat pertamah lebih tinggi lokasinya dengan drainasenya. Dapat dengan menimbun lahan. Kemudian tingkat kedua lebih rendah dan dengan drainasenya. Kemudian tingkat ke tiga lebih rendah dengan drainasenya.

Dari pertama-sampai ke tiga drainase airnya akan mengalir lancar. Bidang perumahan tingkat ke tiga juga harus lebih tinggi dari tanah dasar agar saluran air mengalir lancar ke selokan induk. Demikian, aliran air dari tiga tingkatan komplek perumahan mengalir deras, tidak mengendap. Pada tanah dasar, ujung drainase dibuatlah bak-bak penampungan penyuling air limbah rumah tangga. Kemudian barulah air dialirkan ke sungai, kanal atau gorong-gorong. Sehingga limbah tidak mencemari sungai-sungai lagi.

Permasalahan kemudian muncul adalah sampah masyarakat. Masyarakat kota yang selalu sibuk kemudian melempar sampah mereka ke sembarangan tempat. Misalnya ke pinggir jalanan dan  ke dalam sungai-sungai sekitar. Menggununglah sampah yang tidak terkendali, lingkungan rusak dan sungai mulai tertimbun. Pada masa berikutnya timbul banjir yang tidak terkendali. Permasalahan sampah ini seharusnya tidak terjadi kalau pihak pengembang membangun sebuah bank sampah dan bekerja sama dengan dinas terkait. Bank sampah dikhususkan untuk perumahan masyarakat yang dia kembangkan.

Permasalahan ketiga adalah tempat keramaian. Seharusnya dalam bidang komplek adanya bidang usaha untuk tempat keramaian. Bangunan gedung serba guna, dimana masyarakat dapat memanfaatkannya untuk tempat olah raga, kegiatan mereka dan hajatan, tempat PEMILU. Yang paling sering kita temui, dimana masyarakat memotong jalan untuk membangun tenda hajatan mereka. Gedung tersebut akan sangat berguna dan menjadi pendapatan komplek mereka juga.

Tempat ibadah juga haruslah di perhatikan. Rumah ibadah dibangun atas dasar hukum sesuai ketentuan pemerintah dan memperhatikan masyarakat mayoritas. Pembangunan berasaskan musyawarah dan kebersamaan. Dengan mencakup unsur-unsur tersebut dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat dalam masa yang akan datang. Menata lingkungan sosial masyarakat sekaligus memelihara alam kita.

Sangat sulit dalam hal ini. Namun semua dapat diusahakan agar kehidupan kita lebih baik. Bangsa maju, rakyat sejahtera dan lingkungan terjaga. Dengan demikian kita dapat menjadi manusia yang sebenarnya.

Disusun: Tim Apero Fublic
Editor. Arip Muhtiar, S.Hum
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 17 Juli 2022.

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar