Jumat, 22 Juli 2022

Tes: Alasan Dalam Menyingkirkan Secara Formal

BULETIN APERO FUBLIC.- Tes itulah istilah kita dalam menghadapi takdir kita, untuk memulai sesuatu. Dari memulai masuk dunia pendidikan, kita akan menemukan yang namanya, Tes. Misal dari SMP mau masuk ke SMA tertentu kita mengawali dengan Tes. Masuk Perguruan Tinggi kita juga melalui tes.

Masuk kerja di suatu instansi pemerintah atau perusahaan swasta kita akan melewati serangkaian tes. Untuk menjadi PNS, juga akan melewati serangkaian tes. Untuk lolos dalam pendidikan akhir kita juga melewati serangkaian tes.

Demikianlah, cerita kehidupan kita ditentukan oleh rangkaian tes dan tes. Banyak juga yang menyebut ujian atau pengukuran kemampuan seseorang. Sehingga dia dapat diterima, ditolak atau memenuhi standar dalam kerja dan dunia pendidikan. Karena memang ada hal-hal yang memerlukan kemampuan, yang cukup pada bidangnya.

Namun percaya atau tidak Tes yang diselenggarakan adalah cara formal untuk menyingkirkan. Pada takaran tertentu tes memang pantas dilakukan. Namun ada titik tes juga dimanfaat oleh oknum dalam mencari keuntungan dan penyingkiran.

Misalnya, sebuah perusahaan membuka usaha di sebuah daerah. Untuk membatasi penerimaan warga setempat dapat disingkirkan dengan Tes. Begitu juga dalam pengurangan dan pencekalan dapat menggunakan Tes. Di sisi lain, penyalagunaan Tes juga tidak menutup kemungkinan, serta adanya permainan.

Kita akan memberikan perumpamaan dalam pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) juga dilakukan rangkaian Tes. Tentu dalam rangkaian tes pembuatan akan banyak menemui kendalah sebab hampir masyarakat tidak menguasai materi tes. Misalnya ada tes jalan seperti jalan sirkuit, timbul pertanyaan kita apakah jalan raya kita sama berlikunya dengan sirkuit balapan motor. Maka disanalah akan menemui kesulitan dan jalan buntu.

Apabilah kita renungkan tes memang diperlukan, misalnya untuk Perguruan Tinggi Negeri dalam membatasi kuota dan meningkatkan mutu belajar. Begitu juga saat penerimaan PNS juga memerlukan kemampuan yang cukup. Dalam kemampuan tingkatan tertentu dalam dunia pendidikan dan penerimaan abdi negara berarti memerlukan standar Tes. Kelompok ini kita masukkan golongan A.

Tapi tes tidak diperlukan bagi Perguruan Tinggi yang kekurangan mahasiswa. Walau kadang dilakukan juga untuk formalitas saja. Begitu juga untuk security sebuah perusahaan. Asal memenuhi syarat dapat diterima. Kelompok ini kita masukkan golongan B.

Kita masuk ke contoh kedua dalam bidang sosial kemasyarakatan dalam menggunakan kendaraan. Misalnya pembalap Formula E, Moto GP, Pilot pesawat, kapten kapal laut, masinis kereta api mereka adalah kelompok pengendara yang sudah melalui pendidikan. Maka mereka tidak memerlukan lagi pendidikan dalam mengendarai. Golongan ini kita masukkan pengendara golongan A. Mereka memerlukan tes untuk kelulusan sebab untuk mengukur keberhasilan pendidikan mereka.

Bagaimana dengan masyarakat umum yang belum mendapatkan pendidikan dalam mengendarai. Maka mereka akan buta dengan pengetahuan dalam mengendarai. Golongan ini kita masukkan kedalam golongan B. Oleh karena itu, mereka membutuhkan pendidikan tentang mengendarai. Tidak sesuai kalau mereka disuguhkan tes saat membuat SIM. Pendidikan singkat yang dibutuhkan mereka. Seperti pendidikan bagaimana rambu-rambu lalulintas, keterangan surat-surat, dan tentang pajak.

Kesimpulannya, Tes itu diperlukan bagi yang memiliki kompetisi dan memerlukan kecakapan cukup (Golongan A). Untuk yang tidak memerlukan kompetisi dan kecakapan khusus (golongan B), Tes tidak diperlukan maka lakukan pendidikan.

Begitulah keadaan kita dalam menjalani kehidupan ini. Tidak dapat lepas dari dominasi Tes. Contoh-contoh yang dieksperimenkan tidak dimaksudkan untuk mengkritik atau mendiskreditkan pihak tertentu. Tapi hanya sebatas gambaran atau objek penjelas artikel, tentang Tes.

Disusun: Tim Apero Fublic
Editor. Joni Apero
Palembang, 14 Juni 2022.

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar